Prabowo Bisa Salip Jokowi, Koalisi Poros Gerindra-Demokrat
Buletin Digital. Pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto, membuat peta
koalisi Pilpres makin seru. Pertemuan dua tokoh tersebut, dinilai bakal
menjadi pendorong lahirnya koalisi Pilpres yang makin berimbang.
Pengamat politik UIN Syarief Hidayatullah, Adi Prayitno menilai, koalisi yang dibangun poros Partai Demokrat dan Partai Gerindra akan melahirkan lawan sepadan bagi Joko Widodo.
Dia menganslisis, jika akhirnya Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional akhirnya berkoalisi, Pilpres akan berlangsung menarik, karena head to head antara Jokowi dan Prabowo relatif berimbangan.
Pengamat politik UIN Syarief Hidayatullah, Adi Prayitno menilai, koalisi yang dibangun poros Partai Demokrat dan Partai Gerindra akan melahirkan lawan sepadan bagi Joko Widodo.
Dia menganslisis, jika akhirnya Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional akhirnya berkoalisi, Pilpres akan berlangsung menarik, karena head to head antara Jokowi dan Prabowo relatif berimbangan.
Pengamat politik UIN Syarief Hidayatullah, Adi Prayitno menilai,
koalisi yang dibangun poros Partai Demokrat dan Partai Gerindra akan
melahirkan lawan sepadan bagi Joko Widodo.
Dia menganaslisis, jika akhirnya Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional akhirnya berkoalisi, Pilpres akan berlangsung menarik, karena head to head antara Jokowi dan Prabowo relatif berimbang.
“Sekalipun Jokowi masih unggul, namun kemungkinan dibalap Prabowo masih terbuka, karena insentif elektoral cawapres Prabowo nantinya. Misalnya, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) atau Anies (Gubernur DKI Anies Baswedan),” ujar Adi.
Potensi Prabowo mengungguli Jokowi juga masih terbuka lebar, menimbang elektabilitas Jokowi masih naik turun. Meski menjadi petahana, Adi mengatakan, tingkat elektabilitas Jokowi masih rawan, yakni di bawah 65 persen. Elektabilitas Jokowi bisa saja makin anjlok, tergantung mata angin politik yang berhembus.
Dia menganaslisis, jika akhirnya Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional akhirnya berkoalisi, Pilpres akan berlangsung menarik, karena head to head antara Jokowi dan Prabowo relatif berimbang.
“Sekalipun Jokowi masih unggul, namun kemungkinan dibalap Prabowo masih terbuka, karena insentif elektoral cawapres Prabowo nantinya. Misalnya, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) atau Anies (Gubernur DKI Anies Baswedan),” ujar Adi.
Potensi Prabowo mengungguli Jokowi juga masih terbuka lebar, menimbang elektabilitas Jokowi masih naik turun. Meski menjadi petahana, Adi mengatakan, tingkat elektabilitas Jokowi masih rawan, yakni di bawah 65 persen. Elektabilitas Jokowi bisa saja makin anjlok, tergantung mata angin politik yang berhembus.
Komentar
Posting Komentar